Hafal Al-Quran di Usia Belia

Breaking News

Part 1: Kurikulum Khatam Menghafal Al-Qur'an Sebelum Baligh

Oleh; H. Hannan Putra, Lc, MA,

Allah SWT berfirman,

وَلَقَدۡ يَسَّرۡنَا الۡقُرۡاٰنَ لِلذِّكۡرِ فَهَلۡ مِنۡ مُّدَّكِرٍ

"Dan sungguh telah Kami mudahkan Al-Qur'an sebagai zikir (peringatan). Maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?" (QS al-Qamar: 17).

Ayat ini diulang sebanyak empat kali dalam Surat al-Qamar, sebagai taukid (penegasan) bahwa dijamin kemudahan dalam mempelajari dan menghafalnya. Bahkan, Allah SWT menantang kita untuk membuktikan janji Allah SWT tersebut. Adakah yang mau mencoba dan membuktikan kemudahannya?

Dari ayat ini kita yakin, tidak ada satu manusiapun di dunia ini yang tidak mampu menghafal Al-Qur'an. Jadi, tidak ada istilah dalam kamus sekolah kita, "anak ini bisa menghafal Al-Qur'an dan anak yang ini tidak." 

Di sekolah kita khususnya, kita hanya mengklasifikasi kemampuan siswa berasarkan ketekunan dalam murajaah. Ada siswa yang 5 kali murajaah sudah hafal. Namun ada yang 10 kali, atau bahkan 20 kali baru bisa hafal. Pada akhirnya, semua siswa akan hafal. Hanya saja masing-masing siswa berbeda-beda dalam jumlah repetisi murajaah untuk bisa sampai hafal.

Inilah yang perlu kita fahami sebagai orang tua/ wali murid. Kurikulum yang saat ini dijalani sekolah kita telah dirancang agar siswa bisa khatam dalam menghafal Al-Quran di usia 10-12 tahun. Dan kurikulum inilah yang mayoritas juga diikuti oleh seluruh anak-anak penghafal Al-Qur'an di seluruh dunia.

Kurikulum yang dijalankan ini tidak bisa menunggu anak-anak yang tertinggal. Kurikulum ini menargetkan bahwa siswa harus selesai 30 juz sebelum usia baligh (10-12 tahun). Target ini dirancang para ulama dengan beberapa pertimbangan, diantaranya;

1. Jika siswa sudah menginjak usia 10-12 tahun (usia baligh) maka kemampuan otaknya untuk menghafal sudah mulai menurun. Setelah baligh, kemampuan otak tidak bisa lagi diilustrasikan sebagai "kertas putih".

2. Karena kemampuan otak sudah mulai menurun, bahkan anak sudah memiliki "beban" fikiran, makan akan memakan waktu lebih lama dari anak-anak yang menghafal di usia sebelum baligh. 

3. Kualitas hafalan Al-Qur'an mereka biasanya lebih buruk dari hafalan Al-Qur'an anak-anak sebelum baligh. Inilah yang dijaminkan oleh Nabi SAW,

من تعلم القرآن و هو فتي السن خلطه الله بلحمه ودمه

"Siapa yang mempelajari Al-Qur'an di usia belia, maka Allah akan mencampurkan Al-Qur'an tersebut dengan darah dan dagingnya." (At-Taariikhul Kabiir: iii /94).

Kita menyebutnya "Al-Qur'an telah mendarah daging". Dan inilah rahasianya, mengapa kita mentargetkan anak-anak kita harus hafidz 30 juz sebelum mereka baligh.

Lalu bagaimana jika anak kita ketinggalan atau belum lancar hafalannya? Mari kita kembali lagi ke rumus awal tadi. Tidak ada anak yang tidak mampu menghafal. Hanya saja repetisi muraja'ahnya kurang. Misalnya, kemampuan anak kita untuk sampai hafal adalah 10 kali pengulangan. Sementara kita hanya memberikannya 5 kali pengulangan.

Bagaimana kita mengetahui berapa jumlah repetisi untuk mengulang hafalan anak kita? Tidak ada yang tahu pasti jumlahnya sampai kita mencobanya. Mari kita lebih sabar mengulang dan terus mengulang. Hingga suatu saat hafalannya lancar, dan barulah ketemu angkanya. Mungkin bisa saja lancarnya baru di angka ke-15 atau ke-20, Wallahu'alam.

Inilah salah satu rahasia, mengapa ayat yang menjamin kemudahan menghafal Al-Qur'an diulang-ulang Allah dalam Surat al-Qamar. Mengajarkan kepada kita, bahwa salah satu cara mendapatkan kemudahan menghafal adalah dengan memperbanyak mengulang/ muraja'ah. Wallahu'alam.

_________________

*Pembina Sekolah Semut-Semut Payakumbuh, Ketua MUI Payakumbuh Selatan, Pendiri/ Wakil Pimpinan Pesantren ICBS Payakumbuh, Direktur Pusat Riset dan Kajian Islam Al-Azhar Centre Sumatera Barat

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PEMBINA

PEMBINA

VIDEO TESTIMONI TOKOH

Temukan di Facebook