Hafal Al-Quran di Usia Belia

Breaking News

Sekilas Tentang TAUD Semut-Semut



Mukadimah
Tahfidz Anak Usia Dini (TAUD) Semut-Semut, merupakan sekolah komunitas pertama di Kota Payakumbuh, Sumatera Barat. Sekolah ini menyasar perserta didik usia Pra-Sekolah Dasar, yakni 4-6 tahun. TAUD Semut-Semut hanya punya 2 materi ajar, yakni Tahfidzul Qur'an (materi pelajaran utama) dan Adabul Mufrad (materi pelajaran tambahan). Dengan hanya dua materi ajar ini, diharapkan fokus kurikulum pendidikan bisa tercapai. Yakni menjadikan anak-anak didik yang hafal Qur'an sebanyak-banyaknya, serta mempunyai akhlakul karimah.
Semut-Semut adalah nama binatang yang disebut dalam Al-Quran surat ke-27, yakni Surat An-Naml (النّمل). Kata An-Naml (Semut-semut) terdapat di ayat 18 dan 19. Mengisahkan seekor raja semut memberikan instruksi kepada warga semut agar masuk ke sarangnya masing-masing untuk menyelamatkan diri. Sebagaimana Firman Allah SWT,
حَتَّىٰٓ إِذَآ أَتَوْا۟ عَلَىٰ وَادِ ٱلنَّمْلِ قَالَتْ نَمْلَةٌ يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّمْلُ ٱدْخُلُوا۟ مَسَٰكِنَكُمْ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَٰنُ وَجُنُودُهُۥ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ
"Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari." (QS. An-Naml [27]: 18).
Dari kisah ini ada ibrah/ pelajaran bagi dunia pendidikan. Semut adalah binatang yang patuh, ta'at, dan bisa diarahkan. Hal ini sebagaimana visi dari TAUD Semut-Semut yakni memberikan pendidikan agar anak-anak didiknya bisa patuh, ta'at, dan bisa diarahkan kepada kebaikan. Semut juga dikenal sebagai binatang yang terampil, ulet, pekerja keras, dan senantiasa menjaga kekompakan (silaturahim) satu sama lain. Inilah sifat-sifat yang dibutuhkan sebagai figur pemimpin masa depan. Yakni pemimpin yang bisa bekerja secara teamwork dan punya etos kerja yang kuat. Karakter Semut sangat jauh dari sifat mau menang sendiri, penjilat, iri dengki, pemalas, dan sebagainya. Karakter demikian pula yang diwaspadai agar tidak hadir dalam membangun kepribadian anak-anak didik.
Yang lebih menariknya, setelah melihat bagaimana karakter para semut dalam menyikapi satu persoalan, Nabi Sulaiman AS pun tersenyum. Ia lantas memanjatkan do'a kepada Allah SWT sebagaimana di ayat selanjutnya,
فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِّن قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِىٓ أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ ٱلَّتِىٓ أَنْعَمْتَ عَلَىَّ وَعَلَىٰ وَٰلِدَىَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَٰلِحًا تَرْضَىٰهُ وَأَدْخِلْنِى بِرَحْمَتِكَ فِى عِبَادِكَ ٱلصَّٰلِحِينَ
"Maka dia (Nabi Sulaiman AS) tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdo'a, Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai, dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh." (QS. An-Naml [27]: 19).
Beginilah seharusnya do'a para orang tua yang dipanjatkan kepada Allah SWT sembari tersenyum karena melihat keberhasilan pendidikan anak-anaknya. Ia meminta agar diberikan ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Allah SWT, karena telah dianugrahkan anak-anak yang shaleh. Ia juga berdo'a untuk orang tuanya, karena anak-anak shaleh adalah hasil dari kerja keras dari orang tua. Hal terbaik yang dianugrahkan Allah SWT kepada hamba-Nya adalah وَأَنْ أَعْمَلَ صَٰلِحًا تَرْضَىٰهُ kesempatan beramal shaleh dan mencari ridha Allah SWT. Dan pada akhirnya, khatimah dari seluruh perjalanan hidupnya dengan harapan dimasukkan dirinya ke dalam golongan hamba-hamba Allah SWT yang shaleh. Setiap kata dalam do'a Nabi Sulaiman AS tersebut mengandung visi pendidikan. Bukankah semua poin-poin dalam do'a ini adalah apa yang kita cari di dunia ini?
Dari seeokor semut, anak-anak didik juga diajarkan kelembutan dan kasih sayang. Kendati hanya seekor binatang kecil, tetap tidak boleh diinjak-injak. Nabi Sulaiman AS yang menjadi raja seluruh kalangan manusia, jin, hingga binatang pun menghormati semut-semut. Ia rela menghentikan pasukannya dan menunggu kawanan semut masuk ke sarangnya. Karena semut-semut juga makhluk Allah yang mendapatkan rahmat serta rezki dari Rabb mereka.
Selain di ayat ini, dalam Qashashul Anbiya' Imam Ibnu Katsir juga mengisahkan hal positif tentang karakter semut. Dikisahkan bahwa seekor semut membawa setangkai daun berisi air. air di daun itu untuk membantu memadamkan api yang membakar Nabi Ibrahim AS. Semut sempat menjadi bahan tertawaan dan hinaan hewan lain, karena tidak mungkin memadamkan api besar hanya dengan setetes air yang dibawanya. Tapi lihatlah keteguhan prinsip dari seekor semut tersebut. Dengan usaha yang mungkin tak dinilai apa-apa, ia ingin menunjukkan dipihak mana ia berada. Di pihak Nabi Ibrahim AS, atau dipihak Raja Namruz yang membakar Nabi Ibrahim. Inilah prinsip seekor semut yang menjadi ibrah bagi anak-anak didik. Bahwa ia senantiasa berada dipihak kebenaran walau semua orang menghinanya.
Mengapa harus TAUD (Tahfidz Anak Usia Dini)?
Tahfidzul Qur'an (menghafal Al-Qur'an) adalah materi ajar paling tepat diberikan kepada anak usia dini. Kami yakin, usia 4-6 tahun adalah usia paling cemerlang dari perjalanan hidup manusia untuk diberikan materi hafalan Al-Qur'an. Tentu saja di usia tersebut anak-anak belum siap untuk diberikan pelajaran berhitung, menulis, membaca, apalagi sains dan teknologi. Namun sejarah telah membuktikan, anak-anak di usia sebelum 7 tahun ternyata telah bisa dijadikan hafidz Qur'an 30 juz.

Sebagaimana telah mentradisi di Timur Tengah. Banyak anak-anak yang hingga kini telah hafal Al-Qur'an di usia sebelum 7 tahun. Setiap tahunnya di beberapa negara Arab diselenggarakan musabaqah hifdzul Qur'an (lomba hafalan Al-Quran) 30 juz yang pesertanya hanya untuk anak-anak. Musabaqah yang biasanya diselenggarakan setiap bulan Ramadhan ini selalu disambut antusias masyarakat Timur Tengah hingga kini. Justru para orang tua merasa malu jika anak-anak mereka tidak lolos mengikuti musabaqah tersebut. Inilah salah satu mukjizat Al-Qur'an yang bisa dihafal oleh anak-anak di usia masih sangat belia.

Dari generasi salaful ummah hingga kini, tradisi menghafal Al-Qur'an selalu dijadikan sebagai pembelajaran awal sebelum anak belajar ilmu-ilmu yang lain. Sebagaimana dijelaskan Ibnu ‘Abdul Bar, طلب العلم درجات ورتب لا ينبغي تعديها، ومن تعداها جملة فقد تعدى سبيل السلف رحمهم الله، فأول العلم حفظ كتاب الله عز وجل وتفهمه (menuntut ilmu ada tingkatan-tingkatan yang harus dilalui. Siapa yang melalui tahapan tersebut maka ia telah menempuh jalan salaf rahimahumullah. Dan tahapan ilmu yang paling pertama adalah menghafal kitabullah ‘Azza wa Jalla dan memahaminya).

Mengapa anak kita harus hafal Al-Qur'an?
Kebanyakan para orang tua sangat bahagia ketika anaknya mendapatkan gelar/ titel akademis. Setelah bekerja membanting tulang untuk menyekolahkan/ menguliahkan anaknya, akhirnya anaknya bisa bergelar Dr, Ir, SE, S.Pd, dan seterusnya. Namun apakah semua gelar akademis tersebut menjadikannya sebagai orang yang lurus menjalani kehidupan? Tapi percayalah, dengan Al-Qur'an ia mendapatkan bimbingan ilahiyah untuk lurus dalam kehidupan. Sebagaimana Firman Allah SWT,
إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ
"Sesungguhnya Al-Qur'an ini menunjukkan kepada (jalan) yang lebih lurus." (QS. Al-Isra' [17]: 9).

Apakah gelar/ titel akademis menjamin anak-anak kita menjadi orang terbaik? Ternyata Al-Qur'an memberikan jaminan bahwa para hafidznya disebut sebagai manusia terbaik. Sebagaimana sabda Nabi SAW,
خيركم من تعلم القرآن وعلَّمه
"Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan orang yang mengajarkannya." (HR. Bukhari no. 4639).

Jadi, seberapa dekat kita dengan Al-Qur'an- lah yang menentukan derjat kita. Orang terbaik atau terburuk, hina atau mulia, semuanya bergantung seberapa dekat kita dengan Al-Qur'an. Sebagaimana Sabda Nabi SAW,
إن الله يرفع بهذا الكتاب أقواماً ويضع به آخرين
"Sesungguhnya dengan Al-Kitab (Al-Qur'an) inilah Allah mengangkat (derjat) seseorang/ suatu kaum. Dan dengan (Al-Qur'an ini jua lah) Allah menghinakan yang lain." (HR. Muslim, no. 817).

Para hafidz Qur'an lah yang disebut sebaik-baik manusia, orang yang ditinggikan derjatnya, dan sampai-sampai disebut sebagai keluarga Allah SWT yang ada di muka bumi. Jika ada mereka ditengah-tengah suatu kaum, maka mereka-lah yang paling layak untuk diangkat sebagai pemimpin. Sebagaimana sabda Nabi SAW,
يؤم القوم أقرؤهم لكتاب الله
"Hendaknya yang memimpin/mengimami sebuah kaum adalah orang yang paling aqra’ terhadap kitabullah." (HR. Abu Daud, no. 582). Bukankah mempersiapkan generasi penghafal Al-Qur'an adalah jalan mempersiapkan pemimpin masa depan? Tidakkah cukup membanggakan jika anak-anak kita kelak bisa menjadi pemimpin umat dan bangsa ini?

Yang lebih membanggakannya, anak-anak yang hafal Al-Qur'an menjadi investasi besar di akhirat bagi orang tuanya. Mereka-lah yang akan menobatkan mahkota dan pakaian kehormatan kepada kedua orang tuanya yang telah menjadikan mereka hafidz Qur'an. Sebagaimana Sabda Nabi SAW,
من قرأ القرآن وتعلَّم وعمل به أُلبس والداه يوم القيامة تاجاً من نور ضوؤه مثل ضوء الشمس ، ويكسى والداه حلتين لا تقوم لهما الدنيا فيقولان : بم كسينا هذا ؟ فيقال : بأخذ ولدكما القرآن
"Siapa yang membaca (hafal) Al-Qur'an, mengkajinya, dan mengamalkannya, maka Allah akan memberikan mahkota bagi kedua orang tuanya dari cahaya yang terangnya seperti matahari. Dan kedua orang tuanya akan diberi dua pakaian yang tidak bisa dinilai dengan dunia. Kemudian kedua orang tuanya bertanya, 'Mengapa saya sampai diberi pakaian semacam ini?' Lalu disampaikan kepadanya, 'disebabkan anakmu telah mengamalkan al-Quran'." (HR. Hakim jilid 1 no.756).

Al-Qur'an sendiri yang akan datang memberi syafaat/ pertolongan di akhirat bagi orang yang mejaganya semasa di dunia. Inilah investasi terbesar para orang tua terhadap aset terbesar mereka, yakni anak-anak mereka. Sebagaimana sabda Nabi SAW,
يَجِىءُ الْقُرْآنُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَقُولُ يَا رَبِّ حَلِّهِ فَيُلْبَسُ تَاجَ الْكَرَامَةِ ثُمَّ يَقُولُ يَا رَبِّ زِدْهُ فَيُلْبَسُ حُلَّةَ الْكَرَامَةِ ثُمَّ يَقُولُ يَا رَبِّ ارْضَ عَنْهُ فَيَرْضَى عَنْهُ فَيُقَالُ لَهُ اقْرَأْ وَارْقَ وَتُزَادُ بِكُلِّ آيَةٍ حَسَنَةً
"Al-Quran akan datang pada hari kiamat, lalu dia berkata, 'Ya Allah, berikan dia perhiasan'. Lalu Allah SWT memberikan seorang hafidz al-Qur'an mahkota kemuliaan. Al-Qur'an meminta lagi, 'Ya Allah, tambahkan untuknya'. Lalu dia diberi pakaian perhiasan kemuliaan. Kemudian Al-Qur'an meminta lagi, 'Ya Allah, ridhai dia'. Kemudian Allah SWTpun meridhainya. Lalu dikatakan kepada hafidz Al-Qur'an tersebut, 'Bacalah dan naiklah, akan ditambahkan untukmu pahala dari setiap ayat yang kamu baca'." (HR. Tirmudzi no. 3164).

Apa Metode Tahfidzul Qur'an yang digunakan TAUD Semut-Semut?
Anak usia 4-6 tahun belum tepat diberikan materi tajwid. Tidak ada materi tahsin untuk anak-anak yang mungkin berbicara saja masih belum lurus. Namun mereka sudah bisa belajar mengucapkan apa yang mereka dengar. Inilah yang kami sebut dengan talqin (Arab: تلقين) yaitu mendiktekan satu kalimat, kemudian anak-anak didik mengulang-ulangnya kembali. Kami yakin, metode ini adalah metode terbaik yang dengannya Para Nabi dan Sahabat RA diajarkan. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an,
كَمَآ أَرْسَلْنَا فِيكُمْ رَسُولًا مِّنكُمْ يَتْلُوا۟ عَلَيْكُمْ ءَايَٰتِنَا وَيُزَكِّيكُمْ وَيُعَلِّمُكُمُ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ وَيُعَلِّمُكُم مَّا لَمْ تَكُونُوا۟ تَعْلَمُونَ
"Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu Rasul dari (bangsa) kamu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Kami, dan mensucikan kamu, dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui." (QS. Al-Baqarah [2]: 151).

Para sahabat belajar Al-Qur'an dengan Nabi SAW dengan cara يَتْلُوا۟ عَلَيْكُمْ ءَايَٰتِنَا (membacakan kepadamu ayat-ayat Kami). Kita meyakini, para Sahabat sebagai generasi terbaik tentu dihasilkan dengan metode belajar yang terbaik pula. Kita tentu menginginkan anak-anak kita menjadi generasi terbaik. Mengapa tidak kita adopsi saja metode belajar terbaik yang dipakai Para Sahabat tersebut?

Mentalqinkan Al-Qur'an juga menjadi metode belajar anak-anak yang ada di Timur Tengah. Metode klasik ini telah berhasil mencetak para hafidz dari dahulu hingga kini. Mereka telah hafal Al-Qur'an 30 juz di usia belia karena rahmat Allah SWT dan disiplin menggunakan metode talqin.

Mentalqinkan Al-Qur'an bahkan sudah bisa dimulai semenjak manusia masih berada dalam kandungan ibunya. Ia sudah mendengar dan menyimak lantunan ayat-ayat Al-Qur'an yang dibacakan kepadanya. Seorang bayi yang belum bicara sekalipun, sudah menyimpan di memorinya ketika Al-Qur'an dibacakan. Hati mereka putih bersih dan merekam dengan baik apa saja yang didengarnya. Mengapa tidak kita isi rekaman tersebut dengan Al-Qur'an?

Akhlaqul Karimah sebagai materi tambahan Tahfidzul Qur'an
Selain diajarkan menghafal Al-Qur'an, anak-anak didik juga diberikan materi adab dan akhlak. Pola pengajaran yang sederhana namun menarik. Yakni, dengan metode berkisah (sirah). Metode berkisah adalah metode paling menarik dan efektif bagi anak-anak. Metode ini dipercaya sangat tepat untuk membangun karakter dan kepribadian mereka. Karena anak-anak didik harus punya figur yang ia idolakan sebagai inspirasi awal pembentukan kepribadiannya. Berkisah adalah cara penggambaran terhadap figur akan akan diidolakannya.

Di dunia Barat, mereka tidak punya figur-figur yang bisa mereka idolakan. Akhirnya mereka membuat figur-figur khayalan seperti super hero, sang pahlawan kebaikan penyelamat dunia. Sebutlah seperti ; Superman, Spiderman, dan sebagainya.

Umat Islam tak butuh figur-figur bohongan seperti itu. Karena dalam literatur Islam ditemukan banyak sekali tokoh-tokoh hebat dan itu benar-benar nyata dan pernah menorehkan sejarah di muka bumi. Ada kisah para Nabi dan Rasul, ada kisah para Sahabat Nabi SAW, orang-orang shaleh, para ulama, para syuhada, dan sebagainya. Semua figur yang sangat banyak tersebut bisa dijadikan idola dan inspirasi bagi anak-anak didik.

Materi pendidikan akhlakul karimah disampaikan dengan mengisahkan figur tokoh-tokoh tersebut. Sebagai contoh; untuk mengajarkan keberanian, maka kisahkan lah kepada anak-anak didik figur Umar bin Khattab RA. Mengajarkan sifat malu dengan kisah Utsman bin Affan RA, dst. Literatur Islam mempunyai banyak sekali tokoh-tokoh inspiratif. Al-Qur'an mengisahkan 25 Nabi dan Rasul serta kisah-kisah orang shaleh lainnya. Dalam riwayat-riwayat juga ditemui kisah para nabi selain yang dikisahkan dalam Al-Qur'an. Ada 120.000 jumlah para Sahabat Nabi SAW dengan berbagai sisi-sisi kehidupan yang sangat menarik untuk dikisahkan. Ada jutaan kisah para tabi'in, tabi' tabi'in, orang-orang shaleh, para ulama, para syuhada (pejuang), hingga kisah ulama-ulama kontemporer. Jadi umat Islam tidak pernah kekurangan stok kisah untuk disampaikan kepada anak-anak didik. Sekali lagi, kita tidak butuh figur Superman, Spiderman, dsb untuk anak-anak kita!

Sekilas Tentang Sekolah Komunitas
Apa itu Sekolah Komunitas?
Sekolah Komunitas didirikan dan dikelola oleh satu komunitas masyarakat yakni para orang tua/ wali murid. Seluruh yang terlibat dalam pengelolaan sekolah, mulai dari manajemen hingga operasional dikelola langsung oleh wali murid itu sendiri. Sekolah Komunitas tidak berorientasi profit atau laba dari pengelolaan sekolah. Orientasi dari para orang tua/ wali murid tersebut adalah, bagaimana menciptakan secar bersama-sama satu sekolah terbaik dan berkualitas sebagai tempat anak-anak mereka menuntut ilmu. Sekolah yang diciptakan bersama-sama tersebut bisa diarahkan sesuai dengan keinginan orang tua/ wali murid, yakni ingin anak-anak mereka hafal Al-Qur'an 30 juz. Jadi, semuanya difikirkan bersama-sama secara musyawarah sesama wali murid.
Mengapa TAUD Semut-Semut lebih tepat berdiri di Sekolah Komunitas?
Mendidik anak di usia dini tidak bisa lepas dari peran orang tua sebagai madrasatul ula (Sekolah pertama) mereka. Bahkan, untuk sekedar berpisah saja dengan orang tuanya, mental anak-anak di usia dini belum bisa dipaksakan. Jadi, mendidik anak di usia dini tidak bisa disamakan dengan anak-anak yang sudah memasuki usia remaja. Peran orang tua harus senantiasa hadir. Tidak ada istilah di mana para orang tua yang terkesan "lepas tanggungjawab" dan menyerahkan urusan pendidikan ke pihak sekolah semata. Karena anak kita adalah amanah Allah SWT yang terbeban di pundak kita dunia hingga sampai ke akhirat.
Bagi sekolah komunitas, tidak ada istilah pihak sekolah versus orang tua/ wali murid, karena pihak sekolah itu adalah mereka sendiri sebagai orang tua/ wali murid. Jadi tidak ada istilah komersialisasi sekolah, karena bagi Sekolah Komunitas tidak seluruh hal bisa dijadikan obyek bisnis. Tidak melulu aktivitas yang dilakukan harus ujung-ujungnya duit. Apalagi segmen pendidikan bagi anak-anak kita sendiri. Anak-anak adalah harta tak ternilai walau dibayar dengan uang sebanyak apapun.
Bagaimana struktur kepengurusan sekolah komunitas?
Secara garis besar, terdapat tiga struktur di sekolah komunitas TAUD Semut-Semut, yaitu; Dewan Pendiri, Dewan Kehormatan, dan Keluarga Besar. Dewan pendiri adalah sejumlah orang tua/ wali murid yang tergabung dalam mendirikan Sekolah Komunitas TAUD Semut-Semut. Mereka bertanggungjawab untuk mengurus operasional dan keberlangsungan sekolah. Adapun Dewan Kehormatan, terdiri dari anggota SK TAUD Semut-Semut yang diundang untuk bergabung. Demikian pula bagi orang tua/ wali murid yang anaknya sudah tamat/ pindah, maka otomatis akan menjadi anggota Dewan Kehormatan. Sedangkan Keluarga Besar, adalah seluruh orang tua/ wali murid yang anaknya masih bersekolah di SK TAUD Semut-Semut.

Semua persoalan diputuskan berdasarkan kesepakatan dalam musyawarah keluarga besar sekolah. Namun ada kesepakatan awal yang sudah dibicarakan di tingkat Dewan Pendiri, yakni; kesepakatan kurikulum, kesepakatan peraturan dan tata tertib sekolah, kesepakatan modal awal sekolah, kesepakatan mukafaah (gaji) guru, kesepakatan model seragam sekolah, kesepakatan model pengelolaan kantin sekolah, dan beberapa hal terkait operasional siswa. Kesepakatan-kesepakatan awal tersebut ini hanya bisa dihapus kembali dalam musyawarah Dewan Pendiri. Adapun Dewan Kehormatan dan Keluarga Besar berhak memberikan masukan dan kritikan kepada Dewan Pendiri terkait kesepatan-kesepakatan tersebut.

Alur musyawarah di Sekolah Komunitas diistilahkan dengan jalur musyawarah timbal-balik. Jika ada persoalan operasional sekolah (misalkan terkait biaya, agenda rihlah, ingin mengangkat event besar, dsb), maka akan dirumuskan terlebih dahulu di tingkat Dewan Pendiri. Selanjutnya akan dibahas dan diputuskan di musyawarah Keluarga Besar. Sebaliknya, persoalan-persoalan terkait dengan orang tua/ wali murid (kritikan/ masukan terhadap program sekolah, beasiswa tidak mampu/ berprestasi, masalah keluarga salah seorang orang tua/ wali santri, dsb) di usulkan terlebih dahulu di tingkat musyawarah Keluarga Besar. Kemudian selanjutnya akan dibahas dan diputuskan di tingkat musyawarah Dewan Pendiri.

Bagaimana pembiayaan operasional sekolah komunitas?
Seluruh pembiayaan kegiatan dan operasional sekolah komunitas pada dasarnya difikirkan dan diselesaikan secara bersama-sama oleh orang tua/ wali murid. Kesepakatan awal Dewan Pendiri menyatakan, tidak ada biaya apapun yang dibebankan kepada orang tua/ wali santri selain SPP Bulanan yang murni 100 persen diberikan untuk gaji guru.

Pola penghitungan SPP sebagai berikut;
Gaji guru seminimalnya tidak kurang dari standar UMR Tingkat II Kota Payakumbuh. Kesepakatan Dewan Pendiri, ditetapkan gaji guru tidak kurang dari Rp. 2.000.000,- per bulan.

Setiap guru mengasuh satu kelas yang berisi 10 orang siswa. Orang tua/ wali murid dari kelas tersebut juga membentuk satu halaqah/ kelompok. (Selanjutnya akan dibuatkan group WA kelas tersebut). Para orang tua/ wali murid berkewajiban mengangkat seorang ketua halaqah/ kelompok. Ketua halaqah/ kelompok berkewajiban untuk mengumpulkan SPP dari seluruh orang tua/ wali murid setiap bulannya.

Musyawarah di tingkat halaqah-lah yang menentukan besar SPP yang dibayarkan masing-masing orang tua/ wali murid. Apakah Rp 200.000,- per orang sehingga totalnya Rp 2.000.000,-. Atau diterapkan subsidi silang, yakni ada orang tua yang membayar Rp 100.000,- sementara orang tua/ wali murid yang lain membayar lebih untuk menombokinya. Ini semua diserahkan kepada kesepakatan halaqah/ kelompok kelas tersebut. Intinya, setiap bulan ketua halaqah/ kelompok memberikan minimal Rp 2.000.000,- kepada guru kelas mereka. Kesepakatan orang tua/ wali murid boleh saja memberikan lebih dari angka tersebut dengan persetujuan sekolah. Cara pemberikan mukafaah bisa langsung kepada guru kelas yang bersangkutan, atau bisa juga melalui sekolah.

Selain SPP Bulanan, ada lagi pembiayaan lain yaitu;
-          Pembelian seragam sekolah 1 pcs Rp 140.000,-
-          Iyuran ta'lim orang tua/ wali murid per kedatangan Rp 10.000,- per orang
-          Infak suka rela untuk kegiatan wisuda, tabligh akbar, rihlah, dan event-event sekolah lainnya.

Adapun pembiayaan-pembiayaan yang lazim didapati di sekolah-sekolah konvensional seperti ; Uang pendaftaran, Uang pembangunan, Uang makan, dsb berdasarkan kesepakatan awal musyawarah Dewan Pendiri, biaya tersebut ditiadakan. Adapun biaya operasional sekolah seperti; listrik, PDAM, ATK sekolah, dsb, dipungut secara suka rela kepada orang tua/ wali murid dan dilaporkan secara berkala dan transparan.

Bagaimana Cara Bergabung di Sekolah Komunitas?
Sekolah Komunitas tidak melirik saku anda. Tapi meminta komitmen anda, sejauh mana peran dan tanggungjawab yang anda tunjukkan untuk pendidikan anak-anak anda. Di sekolah komunitas para orang tua dituntut untuk berperan aktif dalam setiap proses pendidikan anak. Para orang tua juga ikut belajar dan mengupgrade kemampuan mendidiknya sebagai orang tua.
Misalnya, para orang tua juga harus siap mengikuti kelas tahsin (memperbaiki bacaan) Al-Qur'an. Karena kualitas bacaan Al-Qur'an para orang tua sangat berperan terhadap kelangsungan hafalan Al-Qur'an anak-anaknya. Merekalah yang men-tasmi' (menyimak) hafalan Al-Qur'an anak-anaknya di rumah. Jadi, bagaimana bacaan Al-Qur'an anak-anak didik akan baik jika  musammi' (orang yang menyimakkan hafalan Al-Qur'an) masih belum baik bacaannya?
Selain kelas tahsin bagi orang tua/ wali murid, yang tak kalah pentingnya adalah kehadiran untuk mengikuti ta'lim dan tasqif secara berkala. Pertemuan sekali sepekan ini untuk menambah wawasan para orang tua/ wali murid tentang dunia pendidikan anak di dalam Islam. Pertemuan ini juga sebagai tempat berdiskusi seputar permasalahan pendidikan anak yang dihadapi di rumah dan sekolah. Sehinga tercipta sinkronisasi pendidikan di rumah dan sekolah. Perlu penyatuan persepsi antara guru dan orang tua/ wali murid terhadap materi pelajaran yang diberikan kepada anak.
Untuk kegiatan-kegiatan sekolah seperti; rihlah (bertamasya), wisuda, tabligh akbar, dan event-event besar lainnya, para orang tua/ wali murid terlibat langsung dalam musyawarah. Setelah pembahasan awal dirumuskan oleh sekolah, rumusan ini diketengahkan lagi kepada orang tua/ wali murid untuk dituntaskan. Para orang tua/ wali murid terlibat langsung sebagai penanggungjawab kegiatan, panitia pelaksana, hingga donatur. Karena apapun kegiatan TAUD Semut-Semut adalah kegiatan bersama para orang tua/ wali murid.
Jadwal Belajar Reguler (Senin - Kamis)
08.00 - 08.30 : Masuk Sekolah, Muhadharah pagi atau Riyadhiyyat (senam pagi).
08.30 - 09.30 : Muraja'ah Hafalan Al-Qur'an lama.
09.30 - 10.00 : Istirahat belajar untuk shalat dhuha, Out bond
10.00 - 11.30 : Talqin Materi Hafalan Al-Qur'an baru.
11.30 - 12.00 : Kailullah (tidur siang) atau berkisah.
12.00 - 12.15 : Pulang sekolah, penjemputan siswa.

Jadwal Belajar Jumat
08.00 - 08.30 : Muhadharah
08.30 - 09.30 : Tasmi' muraja'ah Hafalan Al-Qur'an
09.30 - 10.00 : Istirahat belajar untuk shalat dhuha.
10.00 - 11.00 : Berkebun.
11.00 - 11.15 : Pulang sekolah, penjemputan siswa.

Jadwal Belajar Sabtu (khusus orang tua/ wali murid)
09.30 - 10.00 : Shalat Dhuha, sarapan bersama, silaturrahim dan ramah tamah.
10.00 - 11.30 : Kajian Parenting, dilanjutkan dengan diskusi/ tanya jawab terkait materi.
11.30 - 12.00 : Musyawarah keluarga besar SK TAUD Semut-Semut, dan ramah tamah.
* Anak-anak yang ikut hadir/ dibawa ke sekolah akan diberikan materi outbond bersama guru.

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PEMBINA

PEMBINA

VIDEO TESTIMONI TOKOH

Temukan di Facebook